Followers

Thursday, November 22, 2012

Hebatnya, Ningrum Atasi Gangguan Jiwa



Sabtu (03/11/12), tepat di pagi hari kami dikejutkan oleh kabar tentang seorang perempuan yang melompat ke jurang. Bukan hanya sekali bahkan karena dia kembali melompat kedua kalinya dan jelas saja keluarganya tergopoh-gopoh memanggil kami di puskesmas. Dengan cepat, dokter Avis bersama tim mendatangi kediaman perempuan itu.

Dan perempuan itu adalah Ningrum, perempuan muda dengan gangguan halusinasi yang sering dikatakan oleh orang awam sebagai "gila". Luka-luka dan kaki penuh tanah begitu kondisi pertama kali Ningrum setelah upanyanya loncat ke jurang yang di bawahnya tanah pertanian karena merasa ada orang yang membisiki telinganya untuk terjun.  Beruntung tingginya hanya 3 meter dan di bawahnya bukan bebatuan.


Tidak mudah memang menyandang predikat "gila" karena ternyata masih banyak stigma negatif terhadap orang gangguan jiwa. Mereka dijauhi, diledek, bahkan dilecehkan oleh masyarakat. Banyak diantara mereka yang beranggapan pasien jiwa tidak dapat sembuh. 


Mengubah paradigma, itulah yang kami lakukan pertama kalinya. Setelah memberikan suntikan obat penenang kepada Ningrum, barulah dokter bekerja sama dengan psikolog untuk mendamaikan keluarga Ningrum.  Psikolog Fairuz bersama saya meluangkan waktu lebih untuk mendengarkan kisah dari keluarga dan perlahan meluruskan hal-hal yang selama ini salah di masyarakat.


"Yah...kalau dia berontak terus begitu akhirnya saya kunci saja atau saya ikat di dalam rumah. Malu sama tetangga kalau dia sampai ganggu orang lain" awalnya bapak Ningrum berpikiran seperti itu walaupun sebenarnya ada rasa sayang terpancar dari wajahnya. Betapa keras perjuangan bapak Ningrum mengobati anaknya hingga ke rumah sakit jiwa yang jarak dan biayanya tidak sedikit. 


Hasilnya, perlahan dalam pertemuan pertama tersebut, Ningrum yang tidak pernah mandi berhasil mandi sendiri untuk kali pertamanya. Hal sederhana tersebut tentu saja membuat saya sangat bahagia. Ternyata bahagia itu memang sederhana, melihat pasien yang kita rawat berubah perilaku menjadi lebih baik, itu adalah bahagia.


Ningrum masih meracau namun sudah tidak memberontak seperti awal dan setelah mau mandi, wajahnya terlihat lebih segar. Gadis muda berumur 21 tahun yang sudah menjanda dua kali ini memang awalnya sering berbicara sendirian karena merasa ada teman "imajiner" yang mengajaknya ngobrol.  Bahkan bisikan-bisikan yang dalam ilmu saya disebut halusinasi juga muncul. Halusinasi adalah kesalahan persepsi klien terhadap stimulus yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi inilah yang di alami Ningrum sejak Desember 2011. Gejala tersebut makin muncul setelah diceraikan suaminya. Padahal, dulu Ningrum ibu yang baik dan rajin karena setiap pagi pasti sudah pergi ke kebu untuk bercocok tanam. 


Gangguan jiwa bernama Skizofrenia itulah yang dialami Ningrum dan tidak menutup kemungkinan anda semua yang saat ini dalam keadaan sehat pun dapat mengalaminya. Banyak sekali faktor resiko yang dapat muncul dan mempengaruhi jiwa seseorang hingga akhirnya terguncang dan terganggu. Kepribadian yang cenderung menutup diri atau intovert lebih mudah terganggu jiwanya seperti Ningrum yang cenderung menyimpan masalah sendiri dan jarang berinteraksi dengan tetangga. Hal inilah yang membuat Ningrum sering merasa sendiri dan perlahan timbul halusinasi.

Keluarga Berperan Penting 

Pasien seperti Ningrum dapat disembuhkan dan keluarga memegang peranan penting.  Memberikan waktu khusus untuk sekadar ngobrol dengan Ningrum walaupun dia masih suka meracau sendiri merupakan terapi yang dapat mempercepat kesembuhan Ningrum.  Termasuk di dalamnya memberikan Ningrum aktivitas fisik yang tidak membahayakan agar ada kesibukan dan tidak terlalu sering melamun.  


Keluarga merupakan faktor pendukung terkuat untuk mempercepat kesembuhan orang yang mengalami gangguan jiwa. Keluarga diharapkan mampu memberikan perhatian lebih kepada orang gangguan jiwa untuk mengenal penyebab halusinasinya, meningkatkan kesadaran pasien dengan realita yang ada agar sadar bahwa yang dia rasakan tidaklah nyata, menurunkan stress agar tidak kambuh, dan meningkatkan harga diri agar dapat kembali bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu, keluarga harus selalu mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur. Walaupun tidak dapat menyembuhkan pasien secara total, hal ini dapat mengembalikan fungsinya sebagai makhluk sosial yang produktif.

Minum obat secara teratur ini penting, karena ternyata tidak semua keluarga memahami proses penyembuhan dari obat yang diminum.


"Wah sudah saya hentikan bu karena kalau dikasih obat penenang dan tidur terus,kapan anak saya sembuh dan beraktivitas" jujur saya terkejut mengetahui Bapak dari Ningrum berpikiran seperti itu dan telah menghentikan obat sesuka dia.  Bahkan ketika empat hari kemudian saya berkunjung ke rumah Ningrum, ada beberapa obat yang habis sebelum waktunya. Ternyata si bapak ini orang yang rasa ingin tahunya sangat besar sehingga memberikan obat penenang tersebut ke istrinya, tetangga bahkan ke ternak sapinya. Luar biasa. Antara miris tapi juga lucu. Walhasil satu butir penenang berhasil membuat sapi tidur dari sore hingga paginya, entahlah karena memang itu sudah waktunya sapi tidur atau karena obat yang dosisnya jelas beda jauh dengan berat badan sapi.


Oleh karenanya,
penting untuk tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah dan terus memotivasi keluarga pasien. Termasuk di dalamnya memperbaiki anggapan yang salah tentang gangguan jiwa ini. Luar biasanya, 21 November tepat dua minggu setelah kami berkunjung yang tekahir, kami kembali dikejutkan oleh Ningrum lagi. Kali ini karena penampilannya sangat tidak kami kenali. Sudah lebih ceria, sudah mau kembali bekerja di ladang dan sudah berhasil berbicara seperti orang normal. Sungguh ternyata dukungan dari tenaga juga sedikit semangat yang kami tularkan berbuah besar. 


Namun,
saya tidak boleh bersenang hati dulu karena PR besarnya adalah memberikan penjelasan kepada bapaknya untuk tetap memeriksakan Ningrum/kontrol rutin dengan tidak menghentikan obat sesuka hati.  Salut kepada Ningrum dan saya berharap tidak ada lagi Ningrum lain yang muncul atau kalaupun ada, lebih cepat diketahui dan dibawa ke pelayanan kesehatan supaya kami dapat melakukan terapi yang menyeluruh, tidak hanya mengobati pasien namun juga keluarganya.


Saatnya Tenaga Kesehatan Bersatu

Pengalaman bersama Ningrum ini juga membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa kerjasama antar tenaga kesehatan itu penting. Penanganan kasus Ningrum tidak hanya dilakukan oleh dokter dalam hal ini dokter Avis yang memberikan terapi namun juga saya sebagai perawat diberikan porsi lebih untuk melakukan perawatan ke rumah Ningrum demi percepatan penyembuhan. Tidak hanya itu saja, rekan saya psikolog Fairuz selalu mendampingi ketika melakukan kunjungan rumah agar lebih menyentuh sisi kejiwaan. Yang terpenting bukan hanya jiwa Ningrum tetapi juga keluarganya.  Bahkan apoteker Olivia juga memberikan edukasi terkait obat-obatan yang digunakan oleh Ningrum karena ternyata keluarga mempunyai kebiasaan yang kurang baik terkait pemberian obat. Termasuk bidan Fe juga berperan karena ternyata tetangga yang diberikan obat "penenang" tersebut adalah ibu hamil 7 bulan yang terpaksa kehilangan anaknya karena kecerobohan pemberian obat tanpa sepengetahuan tenaga kesehatan.


Saya semakin yakin jika di semua tenaga kesehatan mampu memberdayakan semua personelnya sesuai kemampuan juga bekerja sama dan tidak arogan merasa profesinya paling baik, pasien seperti Ningrum akan lebih cepat disembuhkan.  Fokus pelayanan menjadi melayani pasien dengan sepenuh hati agar sehat. Mengkolaborasikan berbagai keilmuan demi tujuan kesembuhan pasien. Untuk itulah Pencerah Nusantara ada :)


Terima kasih Ningrum
Telah membuat kami semua bekerja sama dengan indah 


Salam Tosari
Ners Naela

1 comment:

  1. Sebuah potret kesehatan masyarakat dalam bingkai hiruk pikuknya pembangunan. Betapa "pengetahuan" menjadi begitu penting bagi rakyat yang sedang ikut gerbong pembangunan milenium. Karena ketidaktahuan yang membuat rakyat banyak terkena penyakit, untuk itu negeri ini butuh anak muda yg bersedia "berbagi pengetahuan" kepada bangsanya, sebab apa yg dilakukan anak muda tersebut adalah bagian dari keikutsertaan dalam proses mencerdaskan bangsa. Dan anak muda itu ada di Pencerah Nusantara ... bravoPNTosari.

    ReplyDelete