Followers

Friday, January 10, 2014

And The Road Show is Begin



Di pundak siapa nasib sebuah bangsa? Di pundak para mudanya.
Di tangan siapa nasib sebuah bangsa? Di tangan para mudanya.

Kekuatan terbesar sebuah bangsa ada di para mudanya. Dan saya bersyukur punya kesempatan untuk terlibat, bersama 4 rekan saya Tim Pencerah Nusantara, membina para muda Tosari. Maraknya kasus kehamilan di usia sekolah tidak membuat kami kehilangan harapan untuk menjaga para muda Tosari. Kami menaruh harapan kami pada para muda Tosari yang tergabung di Laskar Pencerah. Semangat mereka, kreativitas mereka, membuat kami yakin bahwa Tosari bisa jadi lebih baik dengan kehadiran mereka.

Laskar Pencerah hadir sebagai duta remaja di Tosari. Beberapa waktu yang lalu, kami mendampingi mereka untuk membuat media promosi kesehatan reproduksi remaja dengan harapan media itu bisa jadi pesan yang efektif bagi rekan sebaya mereka. Pesan kesehatan reproduksi dikemas dalam 4 bentuk: poster, leaflet, lembar balik, dan video klip. Proses pembuatan media dilakukan di sepanjang waktu libur sekolah mereka. Dengan demikian, mereka punya 2 minggu waktuyang produktif untuk melakukan hal positif. Semua kelompok mengerjakan setiap proyeknya dengan serius. Pertemuan demi pertemuan mereka lakukan selama pembuatan media. Semua murni karya hasil kreativitas mereka. Hasilnya? Totally acceptable (:

Kami juga melakukan advokasi ke sekolah supaya media-media tersebut bisa disebarkan di semua SMP dan SMA. Gayung bersambut, kami senang karena pihak sekolah bersedia bekerja sama dengan kami. Mediapun siap disebar ke semua sekolah.

Pembuatan Media Poster



Pembuatan Media Lembar Balik


Menempel, Memotong, untuk Disusun Menjadi Lembar Balik
Libur sekolah usai, road show pun dimulai. Kami mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di semua SMP dan SMA di Tosari sambil menyebarkan media promosi karya anggota Laskar Pencerah. Sudah 3 SMP yang kami kunjungi. Siswa putri dipisah dengan siswa putra. Siswa putri belajar bersama saya dan Ncan, sementara siswa putra bersama dengan perawat Syam dan dr. Agus dari Puskesmas Tosari. Untuk siswa SMP, materi lebih fokus pada pengenalan organ reproduksi dan penekanan untuk menjaga organ reproduksi mereka, termasuk penekanan untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

Di akhir materi, kami mengajak siswa putri untuk berkomitmen menjaga virginity sampai mereka menikah. Kami membagikan virginity card untuk menjadi pengingat bagi mereka supaya mereka tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah dengan alasan apapun. Para siswi kami ajak untuk menulis nama mereka di kartu tersebut dan menandatanganinya sebagai simbol janji mereka pada diri mereka sendiri.
Bukan hal besar yang kami lakukan. Kamipun belum tahu apakah cara ini akan berhasil menurunkan angka kehamilan tidak diinginkan di kalangan siswa. Mungkin tidak banyak hasil yang bisa dilihat tapi kami mau mengusahakan sebaik yang kami bisa lakukan. Bersama adik-adik kami Laskar Pencerah, kami sedang berupaya menjaga para muda Tosari supaya mereka bisa menjadi generasi yang mengubah Tosari menjadi lebih baik.

Lembar Balik Buatan Laskar Pencerah

Front Side Virginity Card

Behind Side Virginity Card

Dampak Seks Pranikah dalam Lembar Balik Laskar Pencerah

Video Klip Karya Laskar Pencerah Diputar di Depan Audiens Remaja

Leaflet Karya Laskar Pencerah

Halaman Depan Lembar Balik Karya Laskar Pencerah

Leaflet Karya Laskar Pencerah Sudah Beredar di Sekolah2



Mading Salah Satu SMP yang Menampilkan Leaflet Karya Laskar Pencerah


Masih ada 3 SMP dan 3 SMA lagi yang akan kami kunjungi. Masih ada juga kesempatan untuk berbagi informasi dengan orangtua siswa di salah 1 SMA pada saat pertemuan wali murid. Masih ada sederet rencana perekrutan anggota Laskar Pencerah angkatan 2. Semoga langkah-langkah kecil ini bisa berujung menjadikan mereka para muda yang cerdas, sehat, dan kreatif untuk kemajuan Tosari.



Salam Semangat Muda,
Kinanthi Estu Linadi, S.KM.

Wednesday, January 8, 2014

Kisah Anak Tengger di Konferensi Nasional IYDC 2013



Ini adalah sebuah kisah tentang seorang anak Tengger yang akhirnya bisa menginjakkan kaki di Jakarta, tak sekedar main-main, tapi mengikuti sebuah konferensi nasional bertema kesehatan reproduksi dan HAM, bahkan dia menjadi penyaji abstrak tentang kegiatannya di Tosari : Laskar Pencerah.


Yohanes Firmanto di IYDC 2013
 Mari kita ikuti kisah yang dituturkannya


Pada awalnya saya mengikuti suatu lomba membuat abstrak tingkat remaja dengan pembahasan tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HAM. Setelah lama menanti beserta peserta lainnya, siapa yang akan menjadi pemenang lomba ? Akhirnya ada jawaban juga dari panitia, yang menjadi pemenang lomba itu adalah saya.

Yang tidak pernah saya bayangkan adalah pemenang lomba di kirim ke Jakarta selama 3 hari untuk mengikuti suatu acara yaitu “Indonesian Youth Diversity Celebration 2013”. Acara ini dihadiri oleh remaja dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Di sini saya belajar, berbagi, dan mencoba menjalin kerjasama dengan peserta lain, khususnya di bidang kesehatan reproduksi.

Selama tiga hari mengikuti acara di Jakarta, saya mengucap syukur kepada Tuhan karena selama proses keberangkatan, kegiatan di Jakarta, sampai kembali ke Tosari, saya tidak pernah khawatir dan kekurangan dalam segala hal. Karena banyak orang-orang terdekat yang mendukung dan mendoakan saya. Bahkan ada orang yang tidak saya kenal dan tidak pernah bertemu, telah membantu banyak hal dalam rangka mengikuti kegiatan di Jakarta. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam IYDC, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru dan inspirasi yang dapat saya bagikan ke teman-teman sebaya dan teman sekolah di daerah kecamatan Tosari. (Yohanes Firmanto)


***
Dalam proses pembuatan abstrak yang diikuti oleh sebagian besar anggota Laskar Pencerah, saya melihat semangat anak-anak berkarya melalui tulisan. Mereka tak pernah mengeluh ketika saya berulangkali mengoreksi dan menyuruh mereka mengulangi pekerjaanya. Pun Yohanes yang saya ingat paling awal mengumpulkan tulisannya.
Hasilnya, Yohanes berhasil membuktikan bahwa dengan berbuat sesuatu, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya, akan dapat membawa pengalaman bonus yang tidak terduga. Dengan mewakili Laskar Pencerah, Yohanes membagikan pada khalayak yang lebih luas, bahwa di Tengger, ada sekelompok pemuda yang senantiasa bersemangat untuk menimba ilmu dan mau membagikannya ke teman-teman, sekelompok pemuda yang luar biasa berpotensi dan mau menggunakan potensinya untuk berkarya untuk Tosari yang lebih baik, lebih sehat.

Yohanes mempresentasikan tentang Tengger Tosari dan Kegiatan Laskar Pencerah

Bertemu dengan aktivis pemberdayaan remaja dari seluruh Indonesia

Tampil untuk menunjukkan budaya Tengger di Acara Penutupan
Semoga semangat ini bisa menular dan menginspirasi.
Nothing is impossible :)
Bani Bacan Hacantya Yudanagara, S.Psi




Tuesday, January 7, 2014

Teruntuk Para Sahabat dari Sepuntung Rokok



Saya rasa banyak orang yang telah bersahabat dengan sepuntung rokok. Seperti setiap persahabatan yang memiliki alasan, mereka yang bersahabat dengan sepuntung rokok juga pasti bisa menjelaskan alasan persahabatannya. Mayoritas masyarakat Tosari pun memiliki persahabatan yang kental dengan sepuntung rokok. Sepuntung rokok senantiasa setia menemani setiap sisi kehidupan mereka. Mereka yang di ladang, mereka yang di kantor kecamatan,mereka yang di sekolah, mereka yang di pasar, mereka yang di rumah, bahkan mereka yang berkunjung ke Puskesmas. Mungkin dinginnya udara Tosari menjadi salah satu alasan persahaban mereka dengan sepuntung rokok.
Sedih rasanya melihat para muda sudah bersahabat dengan sepuntung rokok sedari mudanya. Saya tidak tahu, apakah mereka tahu bahwa sepuntung rokok sahabat mereka itu nantinya tidak akan bersahabat lagi dengan mereka setelah asapnya memenuhi paru mereka. Rasanya saya khawatir sepuntung rokok sahabat mereka itu bisa mencuri beberapa tahun usia mereka. Belum lagi risiko sakit jantung, kanker, impotensi yang dibawa oleh sepuntung rokok sahabat mereka.
Sedih juga melihat para ayah yang bersahabat dengan sepuntung rokok membuat istri dan anak-anak mereka pun merasakan dampak dari persahabatan mereka dengan sepuntung rokok. Udara bersih yang seharusnya berhak dihirup oleh istri dan anak mereka harus tercemar karena persahabatan mereka dengan sepuntung rokok.
Siang itu, saya dan Intan mengunjungi salah satu pasien kami di Dusun Junggo, Desa Baledono. Di situ tidak sengaja kami menemukan seorang nenek yang juga bersahabat dengan sepuntung rokok. Nenek ini terlihat bugar, nampak baru berjalan dari tempat yang jauh dan sama sekali tidak terlihat lelah. Pandangan kami langsung tertarik pada sepuntung rokok di sela jarinya.
“Wah, ada nenek yang bersahabat dengan sepuntung rokok ternyata,” pikir saya dalam hati.
Intan spontan mendekati nenek ini dan mengajaknya berfoto.
“Kok rokokan, Mak?” tanya saya.
“Iyo, Bu. Ngge anget-anget,” begitu jawaban yang mengalir, menjelaskan alasan nenek ini bersahabat dengan sepuntung rokok.
Saya dan Intan hanya tersenyum. Sedih karena mengingat Posyandu lansia di desa ini masih vakum karena suatu hal. Padahal, mungkin dengan kondisi tubuh yang sebugar itu, membuat nenek ini tidak pernah terlintas pikiran untuk periksa ke Puskesmas, “sekedar” untuk cek tekanan darah.

Nenek ini menghembuskan asap rokoknya dengan santai sekali

Tetap (WASPADA jika anda) bugar walau bersahabat dengan rokok

Bidan Intan dengan Seorang Sabahat dari Sepuntung Rokok

Kamipun berjanji, jika kami bertemu lagi dengan Mak dan Mbah yang bersahabat dengan sepuntung rokok, kami akan mendorong mereka untuk periksa tekanan darah di Puskesmas atau Posyandu lansia.
Rasanya, eman jika melihat pasien-pasien yang datang ke Puskesmas sudah dalam keadaan tidak berdaya karena serangan stroke. Eman karena seharusnya itu masih bisa dicegah. Eman karena kami menyayangkan mereka yang enggan memutus persahabatannya dengan sepuntung rokok. Kalau sudah stroke, apalah yang bisa kami lakukan selain merujuk? 

So,
Dear para sahabat dari sepuntung rokok....
Selagi masih ada kesempatan, berusahalah memutus persabahatanmu dengan sepuntung rokok
Percayalah,
“Manfaat” yang engkau rasakan dari persahabatanmu dengan sepuntung rokok tidak sebanding dengan kerugiannya
Bukan hanya merugikan dirimu tapi juga orang-orang terdekatmu yang engkau kasihi
Sepuntung rokok sahabatmu itu, bukan hanya bisa mencuri usiamu tapi juga usia istrimu, suamimu, kekasihmu, anakmu, dan para sahabatmu yang sejati
Dear para sahabat sepuntung rokok....
Bukannya kami membenci persahabatanmu dengan sepuntung rokok
Tapi kami sungguh menyayangkan setiap detik hidupmu yang dicuri olehnya
Kami hanya ingin melihatmu, sahabat kami,
sehat tanpa harus bergelut dengan akibat dari sepuntung rokok

Salam untuk para sabahat dari sepuntung rokok,
Kinanthi Estu Linadi, S.KM.