Followers

Wednesday, January 8, 2014

Kisah Anak Tengger di Konferensi Nasional IYDC 2013



Ini adalah sebuah kisah tentang seorang anak Tengger yang akhirnya bisa menginjakkan kaki di Jakarta, tak sekedar main-main, tapi mengikuti sebuah konferensi nasional bertema kesehatan reproduksi dan HAM, bahkan dia menjadi penyaji abstrak tentang kegiatannya di Tosari : Laskar Pencerah.


Yohanes Firmanto di IYDC 2013
 Mari kita ikuti kisah yang dituturkannya


Pada awalnya saya mengikuti suatu lomba membuat abstrak tingkat remaja dengan pembahasan tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HAM. Setelah lama menanti beserta peserta lainnya, siapa yang akan menjadi pemenang lomba ? Akhirnya ada jawaban juga dari panitia, yang menjadi pemenang lomba itu adalah saya.

Yang tidak pernah saya bayangkan adalah pemenang lomba di kirim ke Jakarta selama 3 hari untuk mengikuti suatu acara yaitu “Indonesian Youth Diversity Celebration 2013”. Acara ini dihadiri oleh remaja dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Indonesia bagian barat, tengah, dan timur. Di sini saya belajar, berbagi, dan mencoba menjalin kerjasama dengan peserta lain, khususnya di bidang kesehatan reproduksi.

Selama tiga hari mengikuti acara di Jakarta, saya mengucap syukur kepada Tuhan karena selama proses keberangkatan, kegiatan di Jakarta, sampai kembali ke Tosari, saya tidak pernah khawatir dan kekurangan dalam segala hal. Karena banyak orang-orang terdekat yang mendukung dan mendoakan saya. Bahkan ada orang yang tidak saya kenal dan tidak pernah bertemu, telah membantu banyak hal dalam rangka mengikuti kegiatan di Jakarta. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam IYDC, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru dan inspirasi yang dapat saya bagikan ke teman-teman sebaya dan teman sekolah di daerah kecamatan Tosari. (Yohanes Firmanto)


***
Dalam proses pembuatan abstrak yang diikuti oleh sebagian besar anggota Laskar Pencerah, saya melihat semangat anak-anak berkarya melalui tulisan. Mereka tak pernah mengeluh ketika saya berulangkali mengoreksi dan menyuruh mereka mengulangi pekerjaanya. Pun Yohanes yang saya ingat paling awal mengumpulkan tulisannya.
Hasilnya, Yohanes berhasil membuktikan bahwa dengan berbuat sesuatu, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya, akan dapat membawa pengalaman bonus yang tidak terduga. Dengan mewakili Laskar Pencerah, Yohanes membagikan pada khalayak yang lebih luas, bahwa di Tengger, ada sekelompok pemuda yang senantiasa bersemangat untuk menimba ilmu dan mau membagikannya ke teman-teman, sekelompok pemuda yang luar biasa berpotensi dan mau menggunakan potensinya untuk berkarya untuk Tosari yang lebih baik, lebih sehat.

Yohanes mempresentasikan tentang Tengger Tosari dan Kegiatan Laskar Pencerah

Bertemu dengan aktivis pemberdayaan remaja dari seluruh Indonesia

Tampil untuk menunjukkan budaya Tengger di Acara Penutupan
Semoga semangat ini bisa menular dan menginspirasi.
Nothing is impossible :)
Bani Bacan Hacantya Yudanagara, S.Psi




No comments:

Post a Comment