Tidak semua anak muda berkesempatan menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Sang Merah Putih. Beruntung beberapa siswa SMA yang tergabung dalam Laskar Pencerah binaan dari Pencerah Nusantara Tosari berhasil meraih kursi Paskibraka di Perayaan HUT RI ke-68 ini. Latihan super ketat pun digelar demi terbentuknya Paskibraka khusus dari Gunung Bromo.
Rajin Berlatih dan Tidak Cepat Putus Asa
Berhasil lolos seleksi Paskibraka itu merupakan suatu kebanggaan sekaligus kerja keras yang harus ditingkatkan. Pasalnya, pemuda pemudi yang terpilih menjadi Paskibraka diwajibkan mengikuti pelatihan keras selama hampir dua minggu supaya kekompakan dalam baris berbaris semakin sempurna. Bahkan mereka harus rela kulit wajahnya terbakar dikarenakan puncaknya musim panas mulai tiba di Bromo. Setiap pagi saya dapat melihat pasukan luar biasa ini berbaris di lapangan depan tempat saya bertugas. Suaranya yang menggema pun terdengar hingga ke kamar saya. Tidak sedikitpun terlihat gurat lelah mereka walau berlatih seharian dari pagi hingga sore. Intruktur yang langsung dikirimkan dari komandan TNI membuat mereka semakin giat berlatih. Bahkan di akhir persiapan, para pasukan wanita harus rela memangkas rambut panjang mereka menjadi pendek. Tak ayal, ada beberapa yang bersedih bahkan menangis harus merelakan kehilangan rambut panjangnya demi kekompakan Paskibraka.
Pemuda Pemudi Kebanggaan Tosari
Kecamatan Tosari yang berada tepat di bawah kaki Gunung Bromo beruntung mempunyai pemuda pemudi kebanggaan yang dapat mengharumkan nama desa dengan mengibarkan Sang Merah Putih. Beberapa tahun sebelumnya, upacara Pengibaran Sang Saka Merah Putih bahkan dilakukan pula di puncak Gunung Bromo sebagai rasa syukur atas perjuangan para pahlawan Indonesia.
Bukan hanya mengibarkan bendera pusaka, para pemuda pemudi ini pun mengikuti Malam Renungan tepat di 16 Agustus 2013. Malam renungan tersebut dipenuhi oleh isak tangis haru ketika mengingat perjuangan para pahlawan dari Tosari yang ikut membela kemerdekaan RI. Bahkan mereka pun melayat ke makam para pahlawan tepat di tengah malam renungan.
Ah....mereka semua mengingatkan saya akan HUT RI ke-67 tahun lalu yang saya jalani di Sumba dengan tulisan yang menjadi headline pertama bagi saya di kompasiana.
Ah....apakah Bromo sudah merdeka? entahlah....hanya rumput savana yang mampu menjawabnya
Tidak penting juga pertanyaan sudah atau belum merdeka
Karena yang lebih penting adalah bagaimana saya berjuang sekuat tenaga memerdekakan negara saya saat ini. Membuat yang sakit menjadi sehat, juga mencegah yang sehat menjadi sakit. Membuat yang buta huruf menjadi mampu mengeja kata. Beragam hal sederhana yang apabila dilakukan oleh semua orang tanpa memandang kasta, ras, suku maka negara saya ini akan bangkit dari keterpurukan.
Selamat Ulang Tahun Negeriku
INDONESIA
68!
Salam Merdeka!
dr. Hafiidhaturrahmah
Pencerah Nusantara Tosari
Rajin Berlatih dan Tidak Cepat Putus Asa
Berhasil lolos seleksi Paskibraka itu merupakan suatu kebanggaan sekaligus kerja keras yang harus ditingkatkan. Pasalnya, pemuda pemudi yang terpilih menjadi Paskibraka diwajibkan mengikuti pelatihan keras selama hampir dua minggu supaya kekompakan dalam baris berbaris semakin sempurna. Bahkan mereka harus rela kulit wajahnya terbakar dikarenakan puncaknya musim panas mulai tiba di Bromo. Setiap pagi saya dapat melihat pasukan luar biasa ini berbaris di lapangan depan tempat saya bertugas. Suaranya yang menggema pun terdengar hingga ke kamar saya. Tidak sedikitpun terlihat gurat lelah mereka walau berlatih seharian dari pagi hingga sore. Intruktur yang langsung dikirimkan dari komandan TNI membuat mereka semakin giat berlatih. Bahkan di akhir persiapan, para pasukan wanita harus rela memangkas rambut panjang mereka menjadi pendek. Tak ayal, ada beberapa yang bersedih bahkan menangis harus merelakan kehilangan rambut panjangnya demi kekompakan Paskibraka.
Pemuda Pemudi Kebanggaan Tosari
Kecamatan Tosari yang berada tepat di bawah kaki Gunung Bromo beruntung mempunyai pemuda pemudi kebanggaan yang dapat mengharumkan nama desa dengan mengibarkan Sang Merah Putih. Beberapa tahun sebelumnya, upacara Pengibaran Sang Saka Merah Putih bahkan dilakukan pula di puncak Gunung Bromo sebagai rasa syukur atas perjuangan para pahlawan Indonesia.
Bukan hanya mengibarkan bendera pusaka, para pemuda pemudi ini pun mengikuti Malam Renungan tepat di 16 Agustus 2013. Malam renungan tersebut dipenuhi oleh isak tangis haru ketika mengingat perjuangan para pahlawan dari Tosari yang ikut membela kemerdekaan RI. Bahkan mereka pun melayat ke makam para pahlawan tepat di tengah malam renungan.
Ah....mereka semua mengingatkan saya akan HUT RI ke-67 tahun lalu yang saya jalani di Sumba dengan tulisan yang menjadi headline pertama bagi saya di kompasiana.
Ah....apakah Bromo sudah merdeka? entahlah....hanya rumput savana yang mampu menjawabnya
Tidak penting juga pertanyaan sudah atau belum merdeka
Karena yang lebih penting adalah bagaimana saya berjuang sekuat tenaga memerdekakan negara saya saat ini. Membuat yang sakit menjadi sehat, juga mencegah yang sehat menjadi sakit. Membuat yang buta huruf menjadi mampu mengeja kata. Beragam hal sederhana yang apabila dilakukan oleh semua orang tanpa memandang kasta, ras, suku maka negara saya ini akan bangkit dari keterpurukan.
Selamat Ulang Tahun Negeriku
INDONESIA
68!
Salam Merdeka!
dr. Hafiidhaturrahmah
Pencerah Nusantara Tosari
No comments:
Post a Comment