Followers

Thursday, December 26, 2013

Pembelajaran dari Kisah Seorang Bayi



Tidak ada insan yang bisa memilih hendak dilahirkan dari rahim siapa. Tidak ada insan yang bisa memilih hendak dilahirkan dengan cara bagaimana. Tidak ada insan yang bisa memilih untuk menentukan nasib hidupnya. Semua itu pemberian Tuhan. Tapi yang saya yakini adalah setiap orang wajib bertanggung jawab atas adanya kehidupan yang diberikan kepadanya.
Hati ini sedih ketika suatu malam, di awal bulan ini, ada pasien datang ke rumah kami. Bidan desa kami mengantar seorang ibu muda, 16 tahun, akan melahirkan dengan umur kehamilan sekitar 6 bulan. Jangan ditanya bagaimana kisah kehamilan ibu muda ini. Hb rendah, tablet Fe jarang diminum, maka jangan heran jika bayinya hanya 900 gram. Saya hanya diam melihat bayi itu. Begitu kecil, sampai-sampai dokter kami begitu khawatir menggendong bayi ini, takut kalau terlalu erat menggendong. Bayi ini terpaksa keluar sebelum waktunya, terpaksa berjuang begitu berat untuk bernapas karena parunya mungkin saja belum sempurna, terpaksa berjuang menghadapi dinginnya udara Tosari. Saya sedih melepas bayi itu dirujuk. Saya menyayangkan melihat dia harus dilahirkan dari ibu muda yang belum berpengalaman.
Peristiwa seperti itu tidak bisa ditutupi memang terjadi. Hanya segelintir yang ketahuan, entah berapa banyak yang tersembunyi. Memang ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya kehamilan pada perempuan-perempuan yang belum siap mengalaminya, salah satunya adalah pengetahuan akan kesehatan reproduksi remaja. Banyak remaja masih berpikir bahwa, "Melakukan sekali, tidak akan membuat hamil." Dan saya masih belum menemukan jawaban mengapa pemerintah belum juga menetapkan standar pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum. Butuh berapa keterlambatan lagi untuk membuktikan pentingnya pemberian pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini? Jika seorang ibu belum siap hamil dan melahirkan, tidak cukup pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan, jangan ditanya kualitas hidup anak yang dilahirkannya. Pilihannya ada 2, si bayi bertahan hidup dengan perawatan seadanya atau sebaliknya.
Dari sini saya belajar, sebuah kehidupan merupakan pemberian Tuhan dan manusia punya tanggung jawab atas itu. Sebuah pernikahan, kehamilan kemudian persalinan, menjadi cara Tuhan memelihara siklus kehidupan manusia. 
Setahun kami di sini, entah bisa berapa banyak pengetahuan yang bisa kami bagikan supaya sebuah siklus itu bisa dipersiapkan dengan baik. Kami mencoba "melindungi" sebanyak mungkin remaja supaya memiliki kesehatan reproduksi yang baik. Kami menggerakkan Laskar Pencerah Tosari, sekumpulan remaja SMP-SMA yang memiliki semangat tinggi untuk belajar, untuk menjangkau teman-teman sebaya mereka. Melalui mereka, kami menyampaikan pesan-pesan kesehatan reproduksi remaja lewat media-media hasil kreativitas mereka. Sebuah project kami berikan untuk Laskar Pencerah Tosari: Membuat Media Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja. Kami bagi mereka jadi 4 kelompok yaitu: kelompok poster, kelompok leaflet, kelompok lembar balik, dan kelompok lagu. Sementara mereka mengisi libur semester mereka dengan mengerjakan project dari kami, kami melakukan pendekatan untuk advokasi ke sekolah supaya sekolah mengizinkan media-media tersebut disebarkan di semua SMP dan SMA di Tosari. Puji Tuhan, beberapa sekolah yang sudah kami dekati merespon baik. Bahkan, ada 1 SMA yang memberikan kami kesempatan untuk menyampaikan mengenai kesehatan reproduksi remaja pada orangtua siswa saat penerimaan siswa baru. 
Melihat semangat dan kreativitas anggota Laskar Pencerah, serta dukungan luar biasa dari pihak sekolah, menimbulkan semangat sekaligus menjaga harapan kami. Semangat untuk membuat Tosari makin sehat dan harapan bahwa remaja di Tosari tetap mampu "dilindungi" sehingga masa depan mereka tidak harus rusak dengan hal yang belum siap mereka hadapi. 
Kami meyakini bahwa masa depan Tosari tergantung pada masa depan generasi mudanya. Siapa lagi yang akan mengusahakan kesejahteraan Tosari kalau bukan generasi mudanya? Maka inilah yang kami usahakan bersama anggota Laskar Pencerah. Menyebarkan sebanyak mungkin informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja. Menyebarkan sebanyak mungkin ajakan untuk bertanggung jawab atas kesehatan reproduksi para remaja di sini. Mungkin hasilnya tidak akan terlihat sepanjang setahun kami mengabdi di sini. Tapi biarlah apa yang kami lakukan bisa memupuk harapan kami pada para remaja Tosari. 
Ketika saya merenungkan lagi kisah seorang bayi tadi, saya hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih saya dari hati, "Hei, Nak... terimakasih ya sudah membuat kami belajar.. Seberapa lama hidupmu, kami percaya bahwa tidak ada yang sia-sia dari sebuah kehidupan, selalu ada pembelajaran dari sebuah kehidupan. Terima kasih karena sudah menjadi pembelajaran bagi kami. Terima kasih sudah menjadi inspirasi bagi kami..."

Salam sehat,
Kinanthi Estu Linadi, S. KM

Monday, December 2, 2013

Menebar Semangat Sehat di Tosari : Senyum Sehat Bromo



Sinar matahari adalah salah satu barang langka yang dicari-cari di Tosari, apalagi saat musim hujan seperti ini. Luar biasanya, dua bulan masa tugas Pencerah Nusantara ditutup dengan hari penuh limpahan sinar matahari, di hari ini pula berlangsung kegiatan Senyum Sehat Bromo.




Senyum Sehat Bromo adalah sebuah kegiatan bakti sosial yang dimotori oleh Pencerah Nusantara dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Kabupaten Pasuruan, kami juga belerjasama dengan pihak kecamatan Tosari dan Puskesmas Tosari. Dari temanya, terlihat bahwa kegiatan ini berfokus pada kesehatan gigi dan mulut. Harapan terbesar kami meluncurkan Senyum Sehat Bromo adalah membuat masyarakat Tosari benar-benar bisa tersenyum karena gigi dan mulut mereka yang senantiasa sehat.

Dalam proses persiapan selama satu bulan, banyak kejadian nano-nano yang kami alami. Mulai dari menyebar undangan dan kupon ke seluruh desa di Tosari hanya dalam tempo satu hari, membuat janji kilat dengan bapak penjual balon di malam pementasan Ludruk, bapak yang bahkan kami tidak memiliki kontaknya sampai hari H (untungnya bapak ini berbaik hati mau benar-benar naik ke Tosari),  hingga malam yang membuat jari kami keriting karena harus mengemas bingkisan untuk 500 anak SD peserta gosok gigi masal.

membungkus 500 bingkisan untuk siswa SD di tengah mati lampu

 Sampai akhirnya tibalah hari Sabtu, tanggal 30 November 2013. Pagi super cerah menyambut kami. Di tengah persiapan di pos masing-masing, kehadiran siswa-siswi SD Wonokitri yang akan menampilkan marching band kebanggaan mereka memecah heningnya lapangan. Mereka datang menaiki pick up dengan yel-yel yang cetar membahana. Tak lama kemudian, satu per satu SD datang dengan guru-gurunya, lapangan puskesmas Tosari pun riuh dengan wajah-wajah ceria dan suara anak-anak. Sekitar 500 anak SD dari 6 SD di kecamatan Tosari bersama-sama mengikuti gosok gigi masal dan senam cuci tangan bersama. Ibu Bupati Pasuruan membuka acara ini dan mengajak anak-anak untuk menyanyi bersama lagu gosok gigi, Pencerah Nusantara menjadi instruktur senam cuci tangan, sedangkan para dokter gigi mengajari cara gosok gigi yang benar sembari praktik secara langsung.
aksi SD Baledono 1 : seluruh siswa naik truk, seluruh guru juga ikut serta mendampingi

 
Marching Band Wonokitri : cetar membahana !
Pembukaan Senyum Sehat Bromo : Pelepasan Balon oleh Ibu Bupati Kabupaten Pasuruan
 
Senam Cuci Tangan Bersama
Praktik Gosok Gigi yang Benar
Di pos yang lain, berlangsung pula pengobatan gratis umum dan gigi. Antusiasme masyarakat Tosari cukup besar di kegiatan ini. Ada lebih dari 100 orang yang hadir dan mendapat pelayanan. Pengobatan gratis adalah salah satu cara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengakses tenaga kesehatan. Karena dalam pengobatan gratis masyarakat juga diedukasi untuk datang ke puskesmas apabila memiliki keluhan pada kesehatannya.

Pos terakhir dari kegiatan Senyum Sehat Bromo adalah penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut ke ibu-ibu PKK desa Tosari. Ibu memiliki peran yang sangat krusial bagi perkembangan anaknya maupun kebiasaan anggota keluarga yang lain. Dengan diadakannya penyuluhan bagi ibu-ibu PKK di Tosari, diharapkan keluarga si ibu dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh di keluarga dan menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan, baik bagi diri ibu maupun anggota lain di keluarga.


Penyuluhan Ibu-ibu PKK

Senyum Sehat Bromo adalah sebuah pemantik yang membuat kami semakin berkobar untuk menebarkan semangat sehat ke masyarakat Tosari.
Salam Sehat !

Bani Bacan Hacantya Yudanagara, S.Psi
@banibacan