Apa jadinya kalau para remaja berdiam diri di masjid setelah usai taraweh. Mengaji...yah betul sekali bahkan sampai bergadang pun tidak masalah. Nah...kalau yang satu ini bukan lagi remaja tapi sudah berusia namun tidak mau kalah dalam mengisi ramadhan.
Pengajian Ibu-Ibu Miftahul Jannah yang ada di Desa Tosari ini membuktikan bahwa bukan hanya remaja saja yang masih semangat membaca Al-Qur'an. Bertahap dilakukan setelah taraweh secara berjamaah, membaca ayat suci pun dilakukan berjamaah. Setiap orang berekwajiban membaca hingga satu rukuk yang terdiri dari beragam jumlah ayat sementara lainnya menyimak sambil memperbaiki tajwid jika ada yang salah.
Pelan Tapi Pasti
Yah...pelan tapi pasti...para ibu ini tidak ngoyo dan lebih menjadikan tadarus ini sarana berkumpul dalam kebaikan. Bahkan setelah para ibu pengajian ini selesai membaca maka giliran remaja yang masih kuat beradang melanjutkan bacaan tadarus. Walhasil di malam ketiga ini sudah mencapai juz 11 dengan dibaca secara berjamaah. Bahkan konon setiap ramadhan dapat menyelesaikan bacaan atau khatam hingga tiga kali. Suatu prestasi hebat menurut saya apalagi para ibu ini benar-benar ibu rumah tangga yang masih sangat bersemangat membaca Al-Qur'an.
Ajang Beramal
Bukan hanya sekadar mengaji tapi para warga yang tidak ikut mengaji pun masih dapat beramal dengan menyediakan makanan serta minuman. Bahkan di Tengger yang kental kerukunan bergamanya ini, umat beragama lain pun ada yang ikut memberikan makanan sebagai camilan selepas taraweh. Bagi saya apa yang saya saksikan ini luar biasa. Di kala orang kota terkadang melupakan makna Ramadhan dengan sibuk terhadap beragam pekerjaan, ternyata penduduk yang sebagian besar petani dan menghabiskan waktu siangnya di ladang ini masih memikirkan kehidupan akhirat. Semoga saya ketularan semangat menjaga Al-Qur'an itu juga di Ramadhan kali ini.
Salam Ramadhan
dr.Hafiidhaturrahmah
Pencerah Nusantara Tosari
No comments:
Post a Comment