"Kegembiraan Mereka adalah Bahagia Kami "
Slogan Indonesia Cinta Sehat |
Anak-anak berlarian dengan riang dan berlarian ketika melihat kami hadir karena ternyata mereka mengenali salah satu perawat senior yang sudah 20 tahun lebih mengabdi sebagai "tukang suntik".
Alhasil...
satu persatu dari anak-anak yang akan kami imunisasi pun kabur sembari berteriak tidak ingin disuntik padahal kami baru saja melangkah masuk ke dalam bangunan sekolah tersebut.
Akhirnya, setelah disambut bapak ibu guru, kami berbagi tugas. Imunisasi bukan sekadar memberikan anak-anak ini suntikan saja namun lebih dari itu, ini adalah pertama kalinya mereka mengenal kami, Pencerah Nusantara. Jika pikiran mereka sudah takut duluan karena jarum suntik maka akan repot di kemudian hari.
Saya masih ingat saat itu Sabtu 3 November 2012 dan saya tidak sendirian karena ada Bidan Fe juga apoteker Oliv yang ikut menemani beserta Pak Darto dari Puskesmas Tosari. Sementara yang lain mempersiapkan peralatan imunisasi termasuk memasukkan vaksin ke dalam suntikan, saya bertugas mengumpulkan anak-anak yang sudah mulai kabur.
SD Baledono 2 di KecamatanTosari-Pasuruan, itulah nama SD dimana dari 80an total siswa, setengahnya saja tidak ada. Kabur...yap...benar-benar kabur melihat box vaksin yang identik dengan "suntikan". Memanggil mereka yang sudah mulai kabur adalah pekerjaan yang akan menguras banyak tenaga sehingga saya memilih berbaur dengan anak-anak yang masih ada.
"Yuk kita main....Mari kita buat lingkaran yang besar...yang besaaaar sekali..." saya mulai menggandeng satu tangan dari anak-anak yang ada, tidak peduli lagi kelas berapa mereka, kecil atau besar tubuhnya.
Gaya utama sebelum mulai RamTamTam dengan membentuk lingkaran besar |
Dan satu persatu dari anak-anak yang kabur itu mendekat, membuat saya terharu. Mereka merasa akan bermain dan yap !itu benar. Dan lingkaran yang awalnya hanya 20an anak mulai membesar. Anak laki-laki yang larinya paling kencang sekarang mulai mendekat dan paling bersemangat. Yah,anak-anak itu terkadang saya tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan mereka, caranya memahami mereka namun yang saya tahu ketika mereka bergembira dan tertawa, itu sudah cukup untuk menentramkan hati saya.
Lingkaran pun semakin besar dan barulah muncul di pikiran saya "Mau main apa yak". Dan di waktu yang mendesak, otak saya dipaksa memikirkan permainan yang akan membuat mereka bahagia. Muncullah permainan bernama "Tra La La....Tri Li Li". Konsepnya sangat sederhana dimana kami semua bergandengan tangan, dan menggoyangkan tangan jika saya berteriak mendadak saya Tra La La Tri Li Li.
Bahkan modifikasinya adalah setiap anak diharuskan terus bergandengan tangan, tidak boleh terlepas dan Tralala artinya maju satu langkah dan Trilili mundur satu langkah. Sangat sederhana bukan...
Bahkan modifikasinya adalah setiap anak diharuskan terus bergandengan tangan, tidak boleh terlepas dan Tralala artinya maju satu langkah dan Trilili mundur satu langkah. Sangat sederhana bukan...
Anak Indonesia harus selalu Riang Gembira! Itu janji saya |
Yup! saking sederhananya saya hanya mampu melirik ruangan tempat dimana rekan lainnya menyiapkan imunisasi. Tampaknya tugas mereka masih belum selesai dan saya harus memikirkan permainan baru dan muncullah permainan lama "Si Kucing dan Si Tikus" dimana anak lelaki mulai berebutan menjadi kucing atau tikusnya. Dan dua permainan ini pun terkombinasi dengan sempurna karena ada jebakan Tralala Trilili yang membuat kucing semakin sulit menangkap tikus. Sudah mulai berjalan 15 menit dan anak-anak lain (bahkan yang sudah sampai rumah karena kabur) mulai berdatangan dan menyatu dengan lingkaran.
Di depan SD Baledono 2 bersama Bidan Fe |
Bersama anak-anak di SD Ngadiwono yang luar biasa |
Vaksin Difteri yang diimunisasi untuk seluruh anak se-Jawa Timur |
Anak adalah mesin fotokopi paling hebat. Mereka merekam apapun tanpa bisa memilah-milih |
Akhirnya, saya terpaksa mengeluarkan permainan pamungkas dengan 43 gerakan namun hanya 3 gerakan saja yang saya ajarkan. RamTamTam Guli-Guli itulah nama permainan yang banyak dikuasai oleh kelompok Pramuka ataupun pecinta alam. Gerakan dasar RamTamTam Guli-Guli terdiri dari dua yaitu menepukkan tangan paha sambil menunduk ketika menyanyikan Ramtamtam dan bergaya seperti monyet ketika Guli-Guli. Modifikasi gerakan tergantung pada gerakan Viesta sebagai tengahnya dimana kita bersorak bergembira.
Anak SD Tosari sedang menghibur temannya yang menangis |
Dan, luar biasa! Daya tangkap anak-anak sangat cepat walau mereka hanya bersekolah di SD pelosok pegunungan. Saya tidak membutuhkan waktu mengulang dengan banyak karena dalam tiga kali memberikan contoh mereka sudah mampu mengikuti dan sungguh itu membuat saya berdesir. Anak-anak ini tidak semua badan mereka tumbuh sesuai usia mereka, bahkan kesempatan mereka menikmati ilmu pun tidak seperti anak di perkotaan karena sebagian besar dari mereka harus berbagi waktu dengan membantu orang tua mereka bertani. Anak-anak yang saya bahkan tidak tahu apakah mereka akan menyelesaikan SD dengan baik lalu melanjutkan ke SMP kemudian berjuang menuju kecamatan untuk SMA atau bahkan ke luar kota demi kuliah. Saya tidak tahu mereka akan bagaimana nantinya. Lagi-lagi yang saya tahu, saat ini, anak-anak itu harus merasa bahagia sesuai usianya: TERTAWA RIANG
Mengunjungi anak-anak SD hampir di seluruh kecamatan Tosari demi tercapainya target sekitar 4000 anak bebas difteri membuat saya bertemu banyak hal miris tapi nyata. SD Kandangan misalnya dengan medan menuju kesana sangat berat ternyata hanya mempunyai 27 murid saja totalnya dari kelas 1-6. Itupun yang berhasil kami imunisasi hanya 17 anak. Bahkan Pak Amir selaku guru mengaku mungkin tahun depan tidak akan ada murid baru sementara tahun ini saja murid kelas satunya hanya tiga anak. Ternyata...betapa luar biasanya mereka para guru masih bertahan dan turun langsung demi mencari murid. Ini bahkan lebih dari sekadar Laskar Pelangi saya rasa. Suatu hari saya akan menuliskan kisah itu.
Sekarang kembali ke anak-anak yang kabur. Setelah permainan berakhir, mereka mulai dapat menerima kehadiran kami walaupun masih ada saja yang kabur dari melalui pagar belakang. Rasanya ingin tertawa melihat si anak yang kabur. Satu-persatu mulai masuk ke kelas masing-masing dan saya beserta tim mencoba kembali menghibur mereka dengan permainan 10S yang menjadi trademark PENCERAH NUSANTARA.
Bayangkan saja 10 S ini mampu menembus semua usia mulai dari anak TK bahkan hingga pejabat sekelas Kapolsek juga Muspika lainnya (Camat, Kepala Desa) juga lintas sektor hingga PKK juga Pramuka senior. Bedanya, jika anak-anak mereka akan menyanyikan 10 S ini dengan bergoyang sementara versi usia yang lebih dewasa akan semakin khusyuk. Apa tidak bosan? Alhamdulillah saya bersama teman-teman tidak pernah bosan menyebarkan 10 S ajaran dari Prof Arief Rahman Hakim, guru luar biasa Indonesia. Bahkan kita ingin suatu hari nanti seluruh warga hafal 10 S dan mengaplikasikannya dengan baik.
Pak Camat, Kapolsek, Danrim juga Kepala Puskesmas Tosari |
Setelah 10 S, giliran tidak lupa anak-anak harus menyingsingkan lengan baju sebelah kiri dan penyakit yang akan ditanggulangi bernama DIFTERI. Yup...mereka mungkin masih SD namun tidak ada salahnya jika mereka tahu suntikan yang diberikan ini untuk kekebalan tubuh mereka akan penyakit Difteri.
"Satu saja teman kalian nanti ada yang kena sakit Difteri...dia bisa cepat menular ke teman lainnya"
"Mirip batuk pilek dan tenggorokan nyeri tapi kalau adek-adek buka mulut akan keliatan ada selaput putih-putih. Jadi jangan lupa buka mulut ya supaya ketauan"
Jangan pernah merendahkan kemampuan anak-anak walau mereka hanya SD dan kelas satu. Saya percaya satu hal bahwa semua anak mempunyai kemampuan luar biasa menangkap pesan-pesan tertentu asalkan "DIKONDISIKAN". Maksudnya adalah menciptakan suasana dimana anak-anak akan mengingat hari ketika mereka diberikan suntikan Difteri.
Siswa SMP mulai tegang karena tahu mau disuntik |
Membuat lingkaran di dalam kelas untuk siswa SMP Atap Ngadiwono |
Psilokog Fairuz mengajak siswa SMP bermain dengan seru |
Suatu hari nanti ketika mereka dewasa, mereka akan ingat jika pernah ada ibu dokter juga teman-teman kesehatan lain yang mengajak mereka bermain membentuk lingkaran, mengajari RamTamTam Guli-Guli juga 10 S sambil bergoyang lalu baru kemudian menyuntik supaya mereka sehat.
Karena begitu kuatnya ingatan anak-anak maka berhati-hatilah, ciptakan kenyamanan juga kegembiraan bagi mereka dimanapun dan siapapun anda. Karena dengan begitu anda sudah menjadi pencerah nusantara, mencerahkan anak-anak bangsa.
Dan inilah ekspresi anak-anak di SD se-Kecamatan Tosari yang mendapatkan imunisasi Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Difteri. Bahkan anak-anak TK lebih kuat karena tidak cengeng sementara semakin besar bahkan SMP yang saya temukan makin banyak yang menangis.
Memeluk teman...cara baru menghilangkan ketakutan :) |
Memeluk saya dan meringis, cara kedua menghilangkan ketakutan :) |
Berteriak dan jejeritan, cara lain mengusir ketakutan :) |
Mengapa Difteri? Karena wilayah Jawa Timur tempat saya mengabdi ini dinyatakan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri, terhitung hingga 14 Desember 2011, sebanyak 565 (83%) kasus dari total 681 kasus se-Indonesia, berada di Jawa Timur. Dari hanya 9 kabupaten yang terpapar di tahun 2000 menjadi 36 kabupaten kota di 2012.
Bupati Pasuruan meresmikan PIN Difteri saat HKN 2012 |
Membuat anak merasa nyaman dilakukan oleh Bapak Dade Angga |
Tidak tanggung-tanggung bahkan Bupati Pasuruan, Bapak Dr. H. Dade Angga, S.IP, M.Si mencanangkan PIN Difteri pada Apel Hari Kesehatan Nasional 12 November 2012. Bersama masyarakat mengajak anak-anak dari usia 2 bulan-15 tahun untuk wajib diimunisasi.
Melihat kegembiraan anak-anak ketika sudah mendapatkan imunisasi, jarak dan medan yang sulit menuju beberapa desa terpelosok rasanya tidak menjadi masalah lagi. Keseharian kami sebagai Pencerah Nusantara Tosari dapat dinikmati di http://pencerahnusatosari.blogspot.com/. Begitu juga video 10 S dapat dinikmati disini http://www.youtube.com/watch?v=tuCRPrMFCoA&feature=plcp
Melihat kegembiraan anak-anak ketika sudah mendapatkan imunisasi, jarak dan medan yang sulit menuju beberapa desa terpelosok rasanya tidak menjadi masalah lagi. Keseharian kami sebagai Pencerah Nusantara Tosari dapat dinikmati di http://pencerahnusatosari.blogspot.com/. Begitu juga video 10 S dapat dinikmati disini http://www.youtube.com/watch?v=tuCRPrMFCoA&feature=plcp
Salam Tosari
Lalu Bidan Fe terpaksa jalan karena licin dan berjurang |
Pak Darto berjalan perlahan tapi pasti dengan motor butut yang entah sudah berapa kali macet sepanjang perjalanan |
Menikmati sunrise bersama pin Pencerah Nusantara |
No comments:
Post a Comment