Salam Tosari...
Halo anak bangsa penuh semangat :)
Kali ini saya akan mengenang beberapa hal indah sebelum Tim Pencerah Nusantara diberangkatkan ke lokasi tujuan. Mengapa saya bilang ini indah? jelas saja karena saat itu kebersamaan kelompok kami memasuki masa-masa membuat kenangan. Kami menjelma menjadi kelompok "Rempong" dibandingkan kelompok daerah penugasan lain. Dengan menjadi rempong inilah kami menciptakan keceriaan yang lebih pada kelompok besar Pencerah Nusantara.
Bahkan ketika kami masih mengikuti pelatihan demi pelatihan yang menguras pikiran dan tenaga, keceriaan itu masih dapat diciptakan. Betapa banyak kami menghabiskan waktu di jalan karena lokasi penginapan kami berada di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BPPK) Cilandak belakang RS Fatmawati. Sementara, pelatihan kami mengenai hal medis selalu berada di pusat UI dan RSCM. Mau tidak mau maka setiap harinya kami harus sudah siap jam 5 pagi menembus perjalanan demi menghindari kemacetan Jakarta. Bahkan sebagian dari kami menghabiskan waktu dengan melanjutkan tidur pagi di bus kecuali jika ada presentasi :)
Sore hari ketika usai, kami kembali ke Cilandak dan tentunya lebih sering terjebak kemacetan parah dibandingkan paginya. Namun bukan kami jika tidak dapat mengatasi kebosanan terjebak macet. Menyanyi bersama dipimpin oleh saya sendiri selaku emak sekaligus DJ (Dadakan Joget) pasti segera dilakukan. Beruntung bus yang kami kendarai dilengkapi dengan fasilitas TV sehingga jauh hari kami sudah mempersiapkan "colokan USB" sebagai playlistnya.
Kami menjalani masa karantina dengan senyuman bahkan ketika kami harus dididik oleh Wanadri menjelajah gunung. Hanya makan seadanya bahkan dedaunan dan 'menderita' selama total 8 hari pun kami jalani dengan tertawa riang gembira hingga para pembina Wanadri heran sendiri. Luar biasa kadar riang gembira kami di tempat tidak mengenakkan bahkan masih di atas 50%.
Saling menguatkan...
Itulah yang terjadi di antara kami 32 orang ini sehingga jika ada satu yang bersedih maka akan dengan cepat virus riang gembira ditularkan. Namun bukan berarti kami tidak bisa menangis karena hampir di seluruh kebahagiaan kami pasti meleleh butiran air mata.
Yap...air mata bersyukur bahwa kami semua dipertemukan dalam keluarga besar Pencerah Nusantara Angkatan Pertama. Bahwa kami semua mengakui ini adalah grup paling solid yang pernah kami miliki juga rasakan dalam hitungan usia kami hingga detik ini.
Bahkan ketika melirik tim Pasuruan dimana kami ditugaskan di Tosari...semuanya wanita dan jujur saya sebagai leader yang kebetulan dokter sempat bingung mendapat empat adik wanita sekaligus. Berbeda karakter itu pasti namun kami semua sepakat untuk membuat memori. Kami merasa kami tim "dadakan" yang senang menciptakan memori berbeda bahkan saking berbedanya kami punya hal lain yang nantinya dapat diceritakan ke anak cucu. Bagaimana kami menghabiskan waktu di tengah malam hanya untuk "rumpi keberlangsungan hidup semua kelompok" lalu merencanakan banyak "skenario" dan juga tangisan jamaah di malam-malam sunyi.
Bahkan hingga saat ini kami berada di pelosok Desa Tosari pun masih banyak kenangan yang akan kami buat secara berjamaah. Termasuk di dalamnya berjamaah menangani kasus kegawatdaruratan. Akan kami ceritakan di lain waktu :)
Mengenang Jakarta membuat kami merindukan semua rekan di belahan pelosok nusantara lainnya. Bersyukur kami masih diberikan kelebihan sinyal sehingga dengan mudah menuliskan kisah ini sementara di tempat lain ada rekan kami yang harus bersusah payah hingga menemukan posisi tertentu demi sebuah sinyal satu bar saja. Untuk itu, nantinya kami Tim Pencerah Nusantara Tosari akan berupaya up date mengenai tim lain juga, salah satunya dapat dibaca di #lingkaranintegritas
Salam Semangat
TimTosari
32 Pencerah Nusantara bersama Mama Geng siap membaktikan diri demi kesehatan masyarakat Indonesia lebih cerah |
No comments:
Post a Comment