Tak terasa sebulan lagi masa tugas kami sebagai pencerah
nusantara berakhir di Tosari dan begitu juga untuk tim lainnya di seluruh
penjuru Indonesia. Semua tim mulai menghitung mundur waktu menuju kepulangan
dan berkumpulnya kami ber-32 di Jakarta. Rasanya tentu campur aduk antara
senang, sedih, ragu, dan banyak lagi. Senang, kami semua tentu senang
menantikan waktu pada akhirnya kami dapat berkumpul lagi dengan teman dan
keluarga. Sedih ? jelas kami akan sedih meninggalkan tempat penugasan kami
masing-masing yang sudah seperti rumah kedua bagi kami. Semuanya campur aduk
menghasilkan sebuah euforia yang memicu diri kami untuk bekerja semaksimal dan
mengerahkan yang terbaik yang bisa kami berikan sebulan terakhir ini .
Setelah setahun berakhir, tidak hanya orang-orang yang akan
mempertanyakan hasil dari kerja keras kami. Kami pun akan bertanya-tanya apakah
kami sudah memberikan yang terbaik, apakah kami sudah maksimal, dan sebagainya.
Banyak sekali keraguan akan kerja keras kami dan akan jadi apakah kami
selanjutnya. Semua hal yang telah dan belum dilakukan menjadi pelajaran untuk
kami dan tim selanjutnya, yang pastinya akan lebih baik dari kami. Yang kami
lihat selama hampir setahun ini bukanlah hanya sebuah angka-angka yang bisa
diukur seperti AKI, AKB,dll, tapi bagaimana kehadiran kami memberi perubahan
bagi warga setempat, meski sekecil apapun dan kami akui dalam waktu sesingkat
ini angka-angka yang diminta oleh para petinggi belum terdapat perubahan
signifikan. Sekali lagi, kami bukan pahlawan kesiangan yang menuntut perubahan
ini itu. Kami mencermati perilaku dan budaya masyarakat sebagai nantinya dapat
perlahan dilakukan intervensi yang masuk melalui budaya mereka.
Masih banyak orang di luar sana yang mempertanyakan apa sih
pencerah Nusantara, ngapain sih mereka, namanya kok cheesy banget. Sekali lagi saya akan menjelaskan (dengan tersenyum
dan menghela napas pendek), kami adalah sekumpulan anak muda yang punya visi
untuk membangun Indonesia khususnya lewat kesehatan di pelosok-pelosok
Indonesia. Meski kami bertempat di puskesmas, kami juga turun langsung ke
lapangan bertemu dan melihat langsung kondisi masyarakat. Ketika social determinants of health (pendidikan,
akses, transportasi, ekonomi, dll) masyarakat saja buruk, kesehatan jelas akan
menjadi prioritas sekian, kami pun mencari cara untuk membantu di aspek selain
kesehatan yang ujungnya akan mempengaruhi kesehatan lewat kerjasama lintas
sektor dan khususnya dari pemerintah lokal sendiri.dan lagi, semua itu tidak
semudah teori dan ucapan belaka.Namun, Yang paling menyenangkan dari ini semua
adalah kami membaur dengan masyarakat
,diundang ke acara-acara adat maupun sosial,disapa dan diberi senyuman oleh
siapapun yang berpapasan di jalan, kami dianggap BAGIAN dari masyarakat.
Untuk kami pribadi jelas sekali manfaatnya, kami anak-anak
muda yang kebanyakan hidup di kota-kota besar, sangat minim pengetahuannya soal
warga Indonesia lain yang masih tertinggal dalam berbagai aspek. Lewat program ini kami diajak untuk membuka
mata dan turut memberikan kontribusi untuk saudara-saudara kami di pelosok
Indonesia. Ini bukan pengabdian karena ini semua kami lakukan dengan tulus dan
senang hati. Orang-orang tidak sepatutnya memandang kami dengan kasihan dan
menganggap kami telah menyia-nyiakan setahun hidup kami. Ini semua tidak
sia-sia hai kawan, kami belajar banyak soal ketulusan, toleransi, gotong
royong,kesederhanaan, keterbukaan, kearifan lokal masyarakat pelosok yang susah
ditemui lagi di kota besar. Kami ditempa disini untuk bisa memahami sisi yang
berbeda dan untuk memilih ingin menjadi sisi yang mana kami nanti. Setahun bukanlah
tanpa arti dan akan kami lupakan begitu saja, ini akan sangat membekas dan
harapannya kaum-kaum muda seperti kami yang nantinya akan menjadi leader dan
policy maker di negeri ini, bisa mengingat masih banyak warga Indonesia yang
butuh perhatian lebih dari kaum atas.
Pesan saya untuk anak muda di luar sana, berkontribusi untuk
Indonesia tidak hanya lewat mengikuti program-program seperti ini untuk dikirim
ke pelosok Indonesia tapi lewat segala usaha kalian untuk berbuat sesuatu untuk
negara ini di bidang kalian masing-masing. Every action counts! Seperti yang
dikatakan oleh pak Ridwan Kamil, negara kita sedang sakit karena pemerintahnya
korupsi, pebisnisnya oportunis, dan para intelektualnya apatis. Ditambah dengan
kaum muda yang pesimis. Mentalitas bangsa kita harus dirubah menjadi masyarakat
madani yaitu bahwa hanya kita sendiri yang dapat mengubah nasib kita. Mengubah
dunia sudah tidak bisa dilakukan sendirian. Semua harus berkolaborasi dan
berkelompok. Negeri ini butuh anak-anak muda yang optimis dan mau berbuat untuk
negara ini. Jangan takut mengambil keputusan, resiko ataupun bertindak salah! Karena
yakinlah yang tidak pernah berbuat kesalahan adalah yang tidak pernah berbuat
apa-apa. Yang dibutuhkan bangsa kita adalah semangat memberi bukan menuntut.
“Membenahi negara, menuju Indonesia yang lebih baik, memang
bukan kerja sehari dua hari, dan bukan mustahil hasilnya baru akan kita rasakan
lima puluh tahun lagi, atau bahkan ketika kita tak ada di dunia ini. Tidak
masalah. Itu adalah TUGAS KITA SEMUA.” – Nanan Soekarna
Salam,
Olivia Herlinda dan segenap tim Tosari!
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
ReplyDeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.