Orang
tua dan keluarga adalah pendidik pertama
bagi anaknya. Ya...sebuah ungkapan lama yang masih sering diungkapkan di zaman
sekarang. Oleh karena itu menjadi orang
tua juga harus belajar, belajar untuk bisa mendidik anaknya dengan baik. Selain
sebagai pendidik Orang tua dan keluarga merupakan pusat kontrol bagi anaknya
terutama dari segi pergaulan anaknya.
Masa
remaja adalah fase yang pasti dilalui oleh setiap individu. Fase tersebut
merupakan fase pencarian jati diri bagi seorang anak, sehingga tak salah jika
sebagian orang menyebutnya sebagai masa yang labil. Nah....disaat itulah remaja
mulai mencari kiblat bagi dirinya untuk dicontoh, mulai dari gaya fashion,
tongkrongan hingga pergaulan, sehingga tak jarang remaja salah menentukan arah
karena salah menentukan model bagi dirinya.
Masa
labil juga turut menjadi media yang empuk bagi virus-virus menginfeksi
kehidupan remaja, virus tersebut sering di sebut dengan Virus remaja yg
didalamnya berisi HIV/AIDS, NAPZA dan Seksualitas. Ketiga virus inilah yang
orang tua juga harus ketahui dan pahami, karena sejalan dengan perkembangan
zaman. Virus ini tidak hanya menjangkiti remaja kota saja, melainkan remaja desa
bahkan pelosok juga sangat memungkinkan untuk terinfeksi virus tersebut,
termasuk remaja suku Tengger di Tosari.
Memang
virus yang dimaksud bukanlah sebuah virus yang mematikan sejenis flu burung atau
virus HIV yang langsung dapat menyebabkan kematian. Namun virus tersebut akan melumpuhkan masa depan
seorang remaja. Hal ini tentunya lebih berbahaya karena masa depan seorang
remaja dapat hancur seketika manakala terkena virus-virus tersebut.
Seperti
yang banyak terjadi di Tosari, remaja usia sekolah menengah pertama atau
menengah atas terhenti sekolahnya karena harus menikah atau malah sebelumnya
sudah hamil terlebih dahulu. Masalah kehamilan yang dialami oleh remaja putri
bukanlah sebuah masalah yang serta merta hanya remaja putri yang bermasalah dan
perlu dibina, tetapi remaja putra sebagai relasi juga harus dibina agar tahu
bahaya atau dampak melakukan hubungan seksual terlalau dini termasuk melakukan
hubungan seks pra nikah. Keduanya sama-sama membutuhkan arahan dan bimbingan
agar tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan terlarang tersebut.
Kenakalan
remaja yang telah terjadi, hingga menimbulkan kehamilan dan menyebabkan
putusnya sekolah yang secara otomatis mempengaruhi masa depan seorang remaja,
bukanlah hanya masalah remaja saja sebagai pelaku, tetapi juga menjadi masalah
orang tua sebagai pendidik pertama dalam keluarga. Bisa jadi timbulnya
perilaku-perilaku remaja yang menyimpang atau keluar dari norak yang berlaku
karena remaja tidak mendapatkan suatu bimbingan atau arahan yang benar dari
orang tuanya, atau orang tua hanya bisa menyalahkan setiap kali remaja
melakukan kesalahan yang menyebabkan remaja enggan menceritakan segala masalahnya
kepada orangtuanya, sehingga orangtua gagal mencitrakan dirinya di depan anaknya
sebagai sahabat. Akibatnya remaja lebih senang menceritakan masalahnya kepada
temannya yang belum tentu kompeten, bahkan banyak diantara remaja yang
terjerumus pada perilaku yang tidak baik setelah “curhat” dengan temannya,
karena bukan nasihat yang didapat tapi justru arahan berperilaku menyimpang.
Oleh
sebab itu, orangtua harus belajar......
Suasana saat kegiatan BKR berlangsung di PKK Sunogiri |
Belajar
menjadi orangtua yang bersahabat bagi anaknya, orang tua yang memahami
psikologis anaknya, dan orang tua yang pandai dalam mendidik remajanya. Belajar
menjadi orang tua yang tidak hanya mengandalkan materi untuk memenuhi kebutuhan
anaknya tetapi juga kasih sayang dan perhatian, sehingga anaknya tidak mencari
perhatian kepada orang lain yang belum tentu dapat memberikan perhatian dengan
benar.
Melalui
Bina Keluarga Remaja inilah, diharapkan orangtua dapat meningkatkan
pengetahuannya tentang bagaimana mendidik anaknya yang menginjak remaja, serta
melakukan diskusi seputar permasalahan remaja, atau berbagi pengalaman antar
sesama orangtua dalam mendidik anak remajanya. Dengan begitu konflik antara
remaja dengan orangtua, ataupun perilaku-perilaku remaja yang kurang benar
sedikit demi sedikit dapat dikurangi dan target goal yang utama adalah
meningkatnya derajat kesehatan remaja dan turunnya angka pernikahan dini serta
kehamilan sebelum pernikahan. Walaupun program tersebut yang sudah berjalan
hanya di dusun Sunogiri Desa Podokoyo, akan tetapi dengan adanya satu contoh
dusun binaan Bina Keluarga Remaja ini dapat menjadi perangsang untuk dusun
ataupun desa lain untuk tanggap dan peka terhadap permasalahan remaja.
Oleh : Siti Khumaidah, S.K.M
Fb : siti khumaidah / ieda
khumaida
Twitter
:@khumaida2
www.kompasiana.com/khumaida
No comments:
Post a Comment