Berani beda, Ekspresikan Hakmu...!
|
Yoga Andika , siswa SMA Kristen Baithani Tosari, terpilih menjadi salah satu partisipan konferensi IYDC di Lampung |
Inilah saya (Yoga Andika), anak dari Suku Tengger yang ingin mempromosikan daerahnya. Seorang anak yang ingin menunjukan
pada dunia bahwa dirinya mampu seperti remaja
daerah lain yang lebih maju, keinginan yang sangat kuat mengantarkan saya untuk mengikuti IYDC
(Indonesian youth diversity celebration).
Pada saat saya menulis abstrak , sedikit demi sedik saya mengupulkan informasi tentang
berbagai permasalahan remaja yang ada di Suku Tengger,
dan menarik sebuah prioritas masalah yang paling menonjol di
Suku Tengger. Setelah mendapatkan informasi dan permasalahanya. Saya mulai
menulis abstrak yang berjudul “ Fenomena
Pernikahan Dini di Suku Tengger” . dalam Abstrak tersebut saya berusaha untuk
mengeluarkan unek-unek yang ada dalam pikiran saya, yang tentunya unek-unek tersebut tidak hanya berdasaran persepsi saya
semata, melainkan berdasarkan apa yang saya temukan dilapangan. Dengan keinginan
yang besar akhirnya unek-unek tersebut berhasil saya tuangkan dalam bentuk
karya tulis.
Dengan kerja keras dan bantuan teman-teman untuk menulis abstrak, akhirnya saya berhasil menyelesaikan karya tulis
saya berupa abstrak. Dan kerja keras saya membuahkan hasil yang manis yaitu saya
lolos dalam penulisan abstrak dan pergi kelampung untuk mempresentasikan karya tulis saya. Hal tersebut adalah sebuah hadiah teristimewa
setelah perjuangan panjang menulis sebuah abstrak pertama saya.
Perjuangan tak cukup sampai disitu, saya harus mulai mempersiapkan
bahan untuk persentasi termasuk berlatih untuk melakukan presentasi yang
baik di depan umum. Selain itu, sebelum ke Lampung saya harus minta izin kepada Orang Tua terlebih dahulu. Hal yang diluar prediksi
saya terjadi, karena saya tidak di izinkan untuk pergi
kelampung oleh Orang Tua dengan
alasan keamanan dan kehawatiran yang berlebih orang tua terhadap keselamatan
saya, sehingga
saya harus sepandai mungkin membujuk orang tua saya, dengan dibantu oleh Kakak
Pencerah Nusantara untuk memohon ijin kepada orang tua saya, akhirnya dengan berat hati orang tua saya mengizinkan saya untuk pergi ke Lampung.
Ketika berangkat saya diantarkan kedua orang tua sampai di
sekolah jam 02:30. setelah itu, di antar oleh guru dan kakak Pencerah Nusantara menuju Bandara Duanda Surabaya. Sesampai di Bandara rasa seneng seakan menyelimuti, karena
baru pertama kali saya ke Bandara.
Pada saat naik pesawat ada perasaan grogi yang
timbul dalam
perasaan saya, rasanya dek-dekkan sekali ketika pesawat mau take off, maklum saja karena ini adalah kali pertama saya
pergi menggunakan pesawat terbang. Ketika sampai di Jakarta, bersama teman peserta IYDC dari Jawa Timur
saya langsung
melakukan check-in untuk melakukan penerbangan ke Lampung dan menggu di ruang tunggu. Serunya ternyata disamping saya ada anak yang juga
peserta IYDC dari daerah lain, tapi saya enggan untuk
bertanya, karena ada perasaan takut dan malu. Dan ketika mereka mengawali pembicaraan dengan
saya, barulah saya mulai bengobrol dan saling mengenal satu sama lain dengan
sangat akrab.
Setelah sampai di Lampung (Minggu 14 Des 2014) rasanya lega, senang, dan bangga bercampur menjadi satu, disitulah saya mulai memperkenalkan diri saya sama teman-teman
yang datang dari berbagai daerah.
Hari Pertama (Senin
17 Des 2014)
Merupakan
hari pembukaan untuk memulai kegiatan IYDC , setelah resmi dibuka oleh perwakilan dari Gubernur Lampung, mulailah panel 1 untuk persentasi hasil abstrak dari masing-masing peserta. Hari pertama camp IYDC ada perasaan yang mengganjal pada diri saya, rasanya inggin pulang karena tidak kerasan. Walaupun saat itu saya sudah memiliki banyak
teman dan kegiatan IYDC sudah mulai berjalan sesuai dengan yang dijadwalkan.
Sehingga kegiatan pada hari itu tidak terlalu saya ikuti dengan baik walaupun
sebelumnya,saat masih dirumah saya sangat terobsesi dengan berbagai kegiatan
IYDC.
Hari Kedua (Selasa
18 Des 2014)
Hari tersebut adalah hari dengan jadwal untuk melakukan Outbond bersama peserta yang lain.
Outbond yang dilakukan itu cukup seru karena mengasah pemikiran, kekompakan dan kerjasama kelompok untuk mencapai keberhasilan. Disitulah saya
mulai kerasan mengikuti camp IYDC,dan
juga saya mulai pendekatan lebih
dalam dengan teman-teman yang sebelumnya masih belum saya kenal . Pada hari itu, banyak teman-teman
yang mengeluh karena saat peserta mau mandi, ternyata air di camp mati, dan terpaksa para Peserta tidak mandi begitu pun dengan saya. Pada
malam harinya perserta IYDC membuat karya lukis dibaju yang sudah disediakan
oleh panitia. Acara tersebut sangat
menyenangkan bagi saya. Saya dapat mengekspresikan kreatifitas saya dalam
bentuk lukisan. Lucunya banyak peserta lain yang tanya tentangmaksud lukisan saya “Yog maksud dari lukisan kamu itu apa?”
terus saya jawab “Ini itu karya anak gunung yang tampilannya berbedadan lain daripada yang lain, kan temanya berani beda , Ekspresikan Hakmu. Jadi saya
mengekspresikan lukisan ini ala anak Gunung”. Memang saat itu lukisan saya sangat abstrak dan butuh memeras pikiran untuk
mengetahui maksud dan pesan dari lukisan yang saya buat.
Hari Ketiga (Rabu
19 Des 2014)
Hari
ketiga merupakan hari terakhir kegiatan dan juga hari suci umat hindu yaitu hari raya Galungan. Pada
waktu itu pula tepat saya mempersentasikan hasil abstrak saya. Tapi saya juga
harus sembayang di Pura, sehingga saya terlebih dahulu ikut materi, setelah
itu barulah dengan teman saya anak bali
diantarkan kepura yang berada di Lampung. Setelah sampai di pura saya sembahyang kemudian sedikit narsis untuk kenang-kenangan. Terlalu keasyikan menikmati suasana Pura di Lampung, tanpa disadari ternyata jam menunjukkan waktu dimana saya harus tiba di camp
untuk melakukan presentasi, dengan
terburu-buru saya berusaha untuk sampai di camp. Sampai di Camp saya masih harus kekamar untuk ganti baju dan barulah menuju ke ruangan presentasi, sambil ngos-ngosan, saya berusaha mempresentasikan abstrak yang
telah dibuat dengan sebaik mungkin. Dihari ketiga ini,
malam harinya sekaligus
diadakan acara
penutupan IYDC 2014. Selesai
rangkaian acara penutupan IYDC sebagian besar peserta berkumpul di kolam renang
untuk bernyanyi bersama dan berenang bersama hingga dini hari, rasanya terlalu
singkat pertemuan ini, disaat saya sudah mulai nyaman dengan lingkungan dan
teman baru, saat itu pula rangkaian acara IYDC berakhir yang menandakan
waktunya untuk berpisah dengan teman-teman yang baru saja saya kenal.
|
Yoga saat mempresentasikan abstrak berjudul "Fenomena Pernikan Dini di Suku Tengger" |
|
Suasana saat Yoga mempresentasikan abstraknya |
Waktunya Pulang (Kamis
20 Des 2014)
Pagi
hari mulailah kita berpamitan kepada panitia dan juga teman-teman yang berasal dari daerah lain. Kami langsung menuju bandara
Raden Inten Lampung,
saya dan teman-teman dari Jawa Timur
langsung melakukan
check-in dan dilanjutkan dengan makan
bersama. Setelah itu kami menunggu diruang tunggu untuk terbang ke Jakarta. Sampai di
Jakarta, saya mendapatkan satu pengalaman yang berharga, di Jakarta bertempatkan di terminal I, saya dan teman-teman dari Jawa Timur semua
masih bersantai di Bandara
Soekarno-Hatta, Kita melihat di
tiket bahwa pesawat akan terbang ke Surabaya jam 15:45, tetapi setelah
dilihat lagi ternyata ditiket pesawat tertulis terbang jam
14:30 WIB dan
akhirnya saya dan 3 temen saya terburu-buru menuju terminal III. Sampai terminal III kita terburu-buru untuk Check-in dan pada waktu itu sudah waktunya boarding saya lari sambil membawa
barang bawaan saya yang sangat banyak sekali. Setelah
sampai di bus rasanya lega sekali, saya
langsung menuju pesawat, setelah sampai dipesawat saya
berfikir ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Sampai di
bandara Surabaya saya sudah di jemput
sama guru dan kakak Pencerah
Nusantara dua orang dan saya pamitan sama teman-teman
saya yang berasal dari Jawa Timur. Dalam perjalanan pulangs aya bercerita
tentang pengalama yang saya
dapat. Sampai dirumah saya disambut oleh kedua orang tua saya, orang tua saya meneteskan air mata pada saat saya masuk rumah dan bercerita tentang pengalaman saya yang luar
biasa di Lampung. Orang tua saya
yang sebelumnya tidak mengijinkan saya untuk pergi kelampung
setelah saya perlihatkan kegiatan
saya disana, orang tua saya jadi terharu
dan bangga dengan saya. Dan pengalaman berharga selama mengikuti kegiayan
IYDC adalah pengalaman mahal yang tidak akan pernah saya lupakan sampai
kapanpun.
Oleh :
Yoga
Andika